Kelapa sawit memiliki peran yang cukup strategis sebagai bahan baku utama minyak goreng dan sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor nonmigas Indonesia. Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, tentu perkebunan kelapa sawit berdampak pada kemajuan perekonomian nasional. Kelapa sawit juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat mengingat terdapat sekitar 42 juta orang yang terlibat di dalam industri tersebut.
Namun, sangat disayangkan adanya kampanye negatif seperti tuduhan Eropa yang menuding industri kelapa sawit Indonesia sebagai penyebab deforestasi, tidak ramah lingkungan, pelanggaran HAM dan isu adanya pekerja anak, merupakan penghambat industri sawit di Indonesia. Sebab penilaian tersebut tidak didasari oleh fakta objektif dan terkesan sebagai persaingan bisnis dalam industri berbahan baku minyak nabati.
Ditambah lagi dengan banyaknya kelompok masyarakat yang percaya dengan berbagai isu dan kampanye negatif terkait sawit tersebut. Isu negatif tersebut antara lain terkait kebakaran lahan dan hutan, pengelolaan lahan gambut, Isu terkait suku asli, hak masyarakat adat dan ulayat, isu pertanahan dan tata ruang wilayah, isu ketenagakerjaan, dan berbagai isu sosial lainnya.
Jika tidak ditanggapi dengan cepat oleh pemerintah, isu tersebut jelas akan menghambat industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan berdampak tidak baik bagi perekonomian. Seperti yang kita ketahui bahwa perkebunan kelapa sawit memiliki banyak manfaat terutama bagi perekonomian warga setempat dan sebagai penambah devisa negara.
Walau ada beberapa segelintir perusahaan yang melanggar peraturan dalam pendirian perkebunan kelapa sawit, justru akan berimbas buruk pada semua perusahaan perkebunan kelapa sawit. Itu sebabnya industri perkebunan kelapa sawit dikaitkan dengan isu lingkungan.
Menjawab tudingan diatas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai bahwa tanaman kelapa sawit paling ramah lingkungan dibandingkan jenis tanaman hutan lainnya. Stigma negatif yang menyebutkan perkebunan kelapa sawit Indonesia tidak ramah lingkungan berasal dari informasi yang salah dan tidak memiliki fakta dan dasar penelitian yang ilmiah.
Faktanya adalah jika dilihat dari sisi penyerapan air tanaman, sawit justru lebih efisien. Dalam setahun, sawit menyerap air sebanyak 1.104 milimeter, lebih sedikit jika dibandingkan tanaman jati (1.300), sengon (1.355), mahoni (1.500), maupun pinus (1.975). Sedangkan dari sisi penyerapan karbondioksida (CO2), sawit justru lebih banyak menyerap CO2 jika dibandingkan dari ke 4 tanaman hutan tersebut.
Selain itu, produktivitas minyak sawit per Ha lahan jauh lebih tinggi (8-10 kali lipat) dari produktifitas tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Ini artinya, tanaman sawit jauh lebih efisien dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati seperti bunga matahari, rapeseed, dan kedelai yang banyak ditanam di Eropa maupun Amerika.
Berikut tabel produktivitas Kelapa Sawit dibandingkan Minyak Nabati lainnya.
PT. Nabire Baru merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki lahan seluas 17.000 Ha yang ada di kabupaten Nabire, Papua. Sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar yang ada di provinsi Papua, keberadaannya jelas membawa dampak yang baik bagi masyarakat di Papua.
PT. Nabire Baru melakukan penerapan pengolahan perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan sehingga tidak berdampak buruk bagi ekosistem maupun lingkungan yang ada disana. Komitmen PT. Nabire Baru dituangkan dalam Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) yang merupakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang diperluas dengan upaya pencegahan terhadap pencemaran dengan semangat melakukan perbaikan secara terus menerus.
Selain itu, PT. Nabire Baru melakukan pengujian tingkat pelaksanaan tata kelola perkebunan kelapa sawit secara periodik melalui penilaian/sertifikasi seperti SMK3, klasifikasi perkebunan, SNI, sertifikasi ISO, Good Corporate Governance dan Sertifikasi ISPO/RSPO. Dengan demikian PT. Nabire Baru merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional yang telah memenuhi persyaratan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang baik sesuai dengan standarisasi.
Dan berikut adalah upaya yang banyak dilakukan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk menghasilkan perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan :
Semoga dengan adanya komitmen yang baik dari banyaknya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang menerapkan perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil minyak nabati terbesar yang bebas dari isu negatif dari negara lain.
1 Comment
Wah..mantap informasinya,,jadi kepingin punya kebun kelapa sawit..ntarlah tunggu modal sudah ada.. 🙂